Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, lahir pada tanggal 20 Maret 1956 di Rembang, Jawa Tengah. Ia dan keluarganya tinggal di perkampungan nelayan miskin. Keluarganya tak kaya, namun juga tak terlalu miskin. Tak semua kebutuhan Sudhamek terpenuhi. Katanya, ia jarang menyantap daging ayam. Dan kalaupun ada, anak bungsu dari 11 bersaudara itu, kebagian potongan paling kecil. Meski begitu, Sudhamek bersyukur tak pernah kurang asupan protein. Di tepi pantai, tempat ia tinggal, bertumpuk ikan laut yang segar dan murah.

Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto adalah entrepreneur, sekaligus figur pemimpin di GarudaFood. Sejak mengambil alih perusahaan keluarganya, sebuah pabrik tepung tapioka lokal, Sudhamek berhasil mengantarkan GarudaFood untuk terbang melanglangbuana ke seluruh dunia. Versi November 2013, Forbes menilai kekayaannya sebesar US$830 juta atau 9 Trilliun Rupiah, menempatkannya di posisi ke 35 dari 50 orang terkaya di Indonesia.

Nama Sudhamek dianggap kampungan bagi sebagian besa temannya. "Setiap pagi saya seperti diadili pada waktu absensi di sekolah. Begitu nama saya dipanggil, maka seluruh kelas tertawa sambil melihat saya," tuturnya. Bahkan ketika pulang sekolah, ia masih menerima ejekan temanya. Ketika dirinya dibonceng dan temannya melaju kencang; ia sangat ketakutan. Ini membuat teman- teman lainnya tertawa keras melihat tingkahnya.
Seringnya di bully mempengaruhi hidupnya secara akademis bahkan kepribadian dirinya. Sudhamek merasa masa SMA nya tidak memiliki kenangan manis. Dia bahkan ketika akan masuk kuliah merasa tidak cukup modal dengan nilai ujiannya. Tapi dari sanalah, Sudhamek menjadi rajin membaca dan berkeinginan kuat untuk berprestasi secara akademis. Meskipun begitu, dia jadi semakin sulit bersosialisasi terutama jika harus berhadapan dengan teman mahasiswi.
 
 
 

Bedirinya "GARUDA FOOD"........

Garudafood adalah perusahaan makanan dan minuman dibawah kelompok usaha Tudung (atau Tudung Group). Berawal dari PT. Tudung Putera Jaya (TPJ), perusahaan bergerak dibidang produksi tepung tapioka didirikan pada 1958 di Pati, Jawa Tengah. Pendirinya adalah Darmo Putro, seorang mantan pejuang yang berbisnis setelah kemerdekaan. Awal 1987, TPJ meluai menjual hasil produksi kacang bermerek Kacang Garing Garuda.

Kacang Garing Garuda atau yang lebih dikenal Kacang Garuda memenangkan penghargaan sebagai produk paling memuaskan delapan kali berturut- turut (2000-2007); Superbrands (2003); Top Brand for Kids (2004); Indonesian Best Brand Award (IBBA, 2004-2007); Top Brand (2007). Dikala perekonomian nasional mengalami krisis ekonomi. Pada Desember 1997, Tudung resmi mendirikan PT. Garudafood Jaya yang fokus memproduksi mekanan ringan.

PT. Garudafood Jaya memperkenalkan merek dagang baru yaitu Gerry. Mekananan ringan yang fokusnya lebih ke makanan serba coklat. Periode 2005- 2007, Gerry Saluut salah satu produknya berhasil mendapat Indonesia Best Brand Award (IBBA), dan oleh SWA yaitu ketegori wafer salut terbaik. Tahun 2007, Gery Chocolatos meraih IBBA kategori wafer stick.

Pada 1998, Garudafood mengakuisisi PT. Triteguh Manunggal Sejati (TRMS), memproduksi minuman jelly dan meluncurkan produk jelly bermerek Okky dan Keffy. Prestasi Okky Jelly dibuktikan dari keberhasilan meraih Top Brand for Kids (TBK) Award 2004 untuk kategori jelly. Keseriusan Garudafood akan produk minuman merupakan titik balik bisnisnya. Garudafood kemudian meluncurkan Mountea, minuman teh rasa buah.

GarudaFood juga memproduksi snack bermerek Leo, untuk kategori produk kripik kentang, kripik pisang, kripik singkong, dan krupuk mulai akhir 2005. Pada 2007, Leo meraih IBBA kategori snack kentang. Selain itu juga merambah bisnis snack jagung dengan merek O’Corn. Di tingkat nasional, produk- produknya dipersepsi positif sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman idaman.